kamu pembaca ke

Kamis, 28 Maret 2013

aku terjebak (lagi)

semuanya kembali begitu mudah, pertengkaran malam itu aku pikir menjadi sebuah pintu baru dimana aku bisa keluar dari segala kehidupanmu. aku pikir itulah titik lingkaran,yaahh.. bukankah sebuah titik lingkaran berada pada saat lingkaran itu dibuat. artinya sebelum aku mengenalmu itulah titik awal sebuah perkenalan dan pergi dari kehidupanmu adalah ahir dari sebuah lingkaran.
rupanya semua masih berputar, dan semuanya kembali seperti sebelumnya. aku tidak mau menyangkal bahwa aku sebenarnya menyukai kehadiranmu lagi namun aku juga tau resiko seperti dahululah yang akan aku terima.
bahkan aku selalu setia menjadi telinga untukmu, dan teman sepimu . dan waktumu menjadi waktuku. harimu menjadi hariku. sakitmu menjadi sakitku dan semuanya kecuali bahagiamu bersamanya menjadi sakitku terparah.
aku pikir aku bisa mengendalikan semuanya karena sejak awal aku tau resikonya, aku pikir aku bisa belajar untuk tidak jatuh untuk kedua kalinya. tapi rasanya kebodohanku tak mampu musnah begitu saja. sekalipun aku bahagia dengan caramu membahagiakan aku tapi rasanya kebahagiaan yang kamu hadirkan datang bersamaan dengan sebuah sakit yang kamu hadirkan sekalipun kamu tidak sengaja untuk menghadirkan itu. dan rasanya aku begitu bersedia menjadi bodoh untukmu.
sekarang dibawah nama "sahabat" kita berjalan bersama , kita lalui kasih sayang yang berlebih itu. bahkan kau seperti tak mampu lepas begitupun aku. kamu tak pernah terjebak dengan ini karena kamu mempunya 2 pintu keluar. sedangkan aku semakin terkunci didalamnya, karena satu pintuku.kamu.
segalanya berjalan konyol,namun aku dan kamu merasakan sebuah damai disana . entah akan sampai kapan kita berlindung di bawah nama itu.

bersama alunan lagu "tak lagi sama" 
kita nikmati perjalanan hidup ini.

Rabu, 20 Maret 2013

dimana sinarmu ?

hening. . .kami masih sama-sama membisu. sepertinya kami masih asik berbicara dengan pikiran kami masing-masing.sampai ahirnya keheningan membuat aku tersadar bahwa disampingku ada sosok yang sedari tadi aku diskusikan dengan pikiranku. masih kulihat lekat sosoknya yang sibuk memainkan ponselnya, entah kali ini ia terlihat sangat sibuk. sepertinya ada hal yang membuat otaknya berpikir keras malam ini.tak ada lengannya di bahuku saat ini, jangankan itu, bola mata yang biasanya terlihat begitu sempurna tak terlihat malam ini. tak ku temukan lagi sinar matanya yang selalu membuatku tersenyum saat ia menatapku.
masih ku pandangi sosoknya, sampai ahirnya ia sadar bahwa sedari tadi ia membiarkanku dalam keheningan malam itu.
"kok diem aja dari tadi" ia mulai mengusir keheningan ini.
"kau terlihat sibuk, makanya aku tak berani mengganggumu." ucapku.
kini lengannya mendekap bahuku, namun tak sehangat dekapannya kemarin. matanya masih belum ku temukan.
"maaf, sedang ada sedikit masalah." lanjutnya
"masalah apa? maukah kau membaginya denganku."
" tenang sayang, aku masih bisa mengatasinya sendiri. aku minta sedikit waktumu untuk bersabar." ada sebuah senyum yang mengembang di bibirnya ,namun terlihat begitu tawar. ada sedikit keterpaksaan yang ia tunjukan.aku mengerti. bahkan aku tak pernah mau memaksanya untuk berdiskusi tentang masalahnya,bukan aku tak mau tau. hanya saja aku ingin ia fokus menyelesaikan masalahnya, karena aku percaya ia akan berbagi denganku nanti.seperti yang sudah-sudah.
ia masih mendekapku,begitu lekat.dekapannya sedikit mulai terasa hangat,kurasakan hatinya sudah sedikit membaik dengan semakin buyarnya sebuah keheningan yang terus berusaha menguasa.

Minggu, 17 Maret 2013

Dibawah Hujan

"lagi dimana kamu?" sebuah pesan masuk ke handphone ku.
"aku di jalan mau balik ke kos, baru pulang dari maen sama temen.kamu dimana?" balasku
"aku lagi kampus.ini di gedung arsitek"
"loh ngapain? belum kelar ngatur jadwalnya?"
"udah ngatur tapi belom kelar, masih mau minta acc dosen waliku"
" ya cepet kelarin dulu, kamu disana sama siapa?"
" iyaa, ini sendirian."
" mau aku temenin?"
"iyaa,, cepet kesini :) . "
"oke tunggu bentar"
segera aku langkah kan kakiku ke kampus yang berjarak sekitar 100m dari kos ku. langkah kakiku begitu bersemangat.
dalam hitungan beberapa menitpun  aku telah sampai di gedung arsitek lantai 3. kulihat sosok pria sedang tersenyum ke arahku, ya itu dia. pria yang telah sebulan tak memberiku kabar karena pertengkaran pada malam itu. entah sikapnya nanti akan kembali atau tidak. otakku berpikir keras bagaimana menyapanya nanti.
"cepet juga ya nyampek kesini.. haha" syukurlah dia membuka pembicaraan lebih awal.
"kakiku ini melangkah dengan lebar makanya cepat sampai, bagaimana kabarmu?"
" hahahhaa.. sejak kapan kalimatmu jadi aneh seperti itu?"
ahhh sial, aku trlihat canggung. tapi aku senang dia telah kembali seperti semula.
"dasarr kamu.. bagaimana udah dapet acc dosen?"
" udah dong.. ini.." tangannya memegang sebuah kertas yang berisi susunan jadwal kuliah.
"aahhh kok cuma ambil 12 sks?"
"abis aku gak tau mau ambil apa.. pada penuh kelasnya."
" alasanmu itu loh, gak pernah berubah.. sini aku tambain, ini kamu selasa kosong"
" hari selasa gak ada yang asik pelajarannya"
"aahh, pokonya tambah.." lalu aku melihat pilihan mata kuliah yang ditawarkan oleh pihak kampus..
"udalah gak usah."
tak ku dengarkan permintaannya..
" nah ini ada.. fisika bangunan.. mau yah aku tambah."
"ahh,ini dosennya gak enak.."
"terus mau kamu ambil kapan? mau kamu ambil kapanpun dosennya gak akan ganti.."
"iyaa dehh tuan putri.. aku nurut aja" dia memberikan senyum manis yang sejak lama tak pernah aku lihat.
"okee.. hahaha.. nanti kalo udah urus ini, jangan lupa tanggung jawab sama jadwalnya"
"ya kamu yang tanggungjawab kan kamu yang nyusun"
"gak mau kan ini kelasmu.. kalo gak mau ya udah.. gak jadi aja"  aku berkata dengan pura2 sedikit mengambek.
"hhaaahaa,, iya iya." lalu ia mencubit hidungku.
*
"ahirnya kelar juga"
"aku laper, "kataku
"ya sana makan.. hahahhaha" bercandanya tetap saja menyebalkan namun aku menikmati itu. ku tampilkan wajah kesalku.
"ahhh jelekk gitu aja ngambek.. ayo sayang kita kekantin."
lalu ku tersenyum.. ku berikan senyum termanisku.
tak lama berselang, gerimispun jatuh..
"wah ujan.. senangnya.. moga aja deres" aku begitu menyukai hujan.. entah apa penyebabnya.. tapi aku memang sangat menyukai rintik air langit ini. mungkin juga karena banyak moment yang aku lewati bersamanya, pria yang selalu membuatku tersenyum saat bersamanya. rasa nyaman yang tumbuh sejak 2 tahun lalu, saat pertama kali kita bertemu. dia begitu menyenangkan. namun kami bukan sepasang kekasih, tapi sepasang sahabat. begitulah kami menyebutnya, sekalipun pada nyatanya kami bersikap layaknya sepasang kekasih. kami menikmati itu.
 " jangan berdoa gitu dong, kan nanti aku pulangnnya kebasahan semua.. rumahku jauh loh" itu yang selalu ia ucapkan saat aku berdoa agar hujan turun semakin deras.
"hahaha.. biarin ."
lalu ia menggenggam tanganku.. hangat genggamannya tak pernah berubah.masih senyaman dulu.
" ayoo kekantin, tambah laper aku kalo ujan"
"ayoo"
sesampainya kamipun makan bersama. akupun senang, sangat lama rasanya kami tidak makan bersama. banyak hal yang aku rindukan darinya, termasuk ini. banyak hal pula yang kami lakukan bersama,termasuk juga ini. 
dia pernah mengatakan
                                            " adakalanya sesuatu tidak membutuhkan sebuah bentuk" 
 namun bagiku itu salah karena
                                             "setiap sesuatu membutuhkan bentuk sekalipun tidak sekarang"